“ Revolusi Industry 4.0” tantangan MAHASISWA/masyarakat


MAKALAH
TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI HASIL PERIKANAN
“ Revolusi Industry 4.0”



OLEH :

Armin
Q1B1 15 011



JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, tantangan kedepan adalah menghadapi era baru yang dinamakan Revolusi Industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana internet dan teknologi digital menjadi masif.
"Tantangan kita kedepan harus mampu menguasai bidang Intellegence dan Bioteknologi. Kita juga harus bisa menguasai hal-hal yang bersifat fisikal, dan saya kira itu bisa dikejar dengan percepatan pembangunan seperti di kampus ITERA ini," ujar Jokowi di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), baru-baru ini.
Saat ini, dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. atau revolusi industri dunia ke-empat dimana teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital. Era ini telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni, dan bahkan sampai ke dunia pendidikan.
Sebagaimana dalam UUD kita jelas”
Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu cita-cita Indonesia, hal ini tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang berbunyi : ...Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia...
Bagaimana kah gambaran industri 40 Sedikit mengutip Lee et al (2013) menjelaskan, industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan 4) perbaikan, instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing. Lifter dan Tschiener (2013) menambahkan, prinsip dasar industri 4.0 adalah penggabungan mesin, alur kerja, dan sistem, dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi untuk mengendalikan satu sama lain secara mandiri.
Hermann et al (2016) menambahkan, ada empat desain prinsip industri 4.0. Pertama, interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of People (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan, dan standar. Kedua, transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital dengan data sensor termasuk analisis data dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan teknis yang meliputi; (a) kemampuan sistem bantuan untuk mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat; (b) kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan melakukan berbagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman; (c) meliputi bantuan visual dan fisik. Keempat, keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif mungkin
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu revolusi industri 4.0 ?
2. Bagaimana tantangan industri 4.0 ?
3. Bagaimana peluang atau konsep pemerintah RI dalam menghadap era industri 4.0 dalam bidang maritime/kelautan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui revolusi industri 4.0
2. Untuk mengetahui tantangan industri 4.0
3. Untuk mengetahui peluang atau konsep pemerintah RI dalam menghadap era industri 4.0 dalam bidang maritime/kelautan
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan
Makalah yang berjudul Revolusi 4.0 bagi bangsa RI yang didalamnya membahasa pengetian revolusi industri 4.0, tantangan dan cara ksiapan pemerintah di bidang mariritme, dibuat dengan maksud untuk sebagai bahan bacan dan referensi

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri 4.0
Pengertian industri 4.0 adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada proses perkembangan yang terjadi di bidang manajemen manufaktur. Istilah ini juga mengacu pada revolusi industri keempat dimana terjadi revolusi otomatisasi proses manufaktur ke tingkat yang baru dengan memperkenalkan teknologi produksi massal yang fleksibel dan disesuaikan. Istilah Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan kepada publik pada tahun 2011 sebagai “Industrie 4.0”oleh sekelompok perwakilan dari berbagai bidang (seperti bisnis, politik, dan akademisi) untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur di Jerman. Pemerintah federal Jerman kemudian mengadopsi gagasan tersebut dalam “High-Tech Strategy for 2020” yang selanjutnya membentuk kelompok kerja untuk memberi saran lebih lanjut tentang implementasi Industri 4.0.
Revolusi Industri Pertama (Industri 1.0) Industri 1.0 atau revolusi industri pertama terjadi pada abad ke 18 (1760-1840) di Inggris saat memperkenalkan dan menggunakan mesin bertenaga uap dan air sebagai sumber tenaga pengganti produksi manual oleh manusia dan hewan. Pada waktu itu, istilah “pabrik” menjadi sedikit populer. Salah satu industri yang pertama mengadopsi metode tersebut adalah industri tekstil.
Revolusi Industri Kedua (Industri 2.0) Revolusi industri yang kedua terjadi antara tahun 1870 dan 1914 dengan memperkenalkan sistem yang sudah ada sebelumnya seperti listrik dan jalur perakitan ke dalam industri. Elektrifikasi pabrik berkontribusi besar pada tingkat produksi. Produksi baja secara massal membantu memperkenalkan jalur perakitan ke dalam sistem, yang berakibat pada produksi massal.
Revolusi Industri Ketiga (Industri 3.0) Revolusi industri ketiga terjadi antara tahun 1950 dan 1970 dimana terjadi perubahan dari sistem analog dan mekanis menjadi digital sehingga sering disebut sebagai Revolusi Digital atau Era Informasi revolusi ini merupakan hasil dari perkembangan teknologi komputer,  informasi dan komunikasi sehingga teknologi otomatisasi banyak digunakan dalam kegiatan industri.
Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) Memasuki Industri 4.0, ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Implementasi Industry 4.0 tidak hanya memiliki potensi luar biasa dalam merombak aspek industri, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia.
Salah satu rujukan awal soal revolusi industri 4.0, Dalam buku The Fourth Industrial Revolution (2016) yang ditulis oleh Klaus Schwab, chairman World Economic Forum, menyebutkan bahwa revolusi kali ini tak hanya mengubah bagaimana bisnis dijalankan dan para pekerja berelasi, tapi juga bagaimana orang menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, revolusi industri 4.0 diproyeksikan mempengaruhi perilaku personal secara mendalam. Pondasi Industri 4.0 Ada tiga pondasi dasar dari revolusi industri 4.0 ini, yaitu konektivitas Internet yang terhubung secara permanen atau Internet of things (IoT), data skala besar (big data) dan teknik penyimpanan data di awan (cloud computing). Internet of things telah memungkinkan terjadinya integrasi sistematis dari fase awal pengumpulan data, pengolahan, analisis, hingga fase pemanfaatan data yang mampu memberi nilai bagi pengguna secara maksimal dalam waktu singkat.
Industri 4.0  adalah   Prof   Klaus   Schwab,   Ekonom  terkenal   dunia   asal   Jerman, Pendiri   dan   Ketua   Eksekutif   World   Economic   Forum   (WEF)   yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang berjudul “The   Fourth   Industrial   Revolution”,   Prof   Schawab   (2017)   menjelaskan revolusi   industri   4.0   telah   mengubah  hidup  dan   kerja   manusia   secara fundamental.     Berbeda   dengan   revolusi   industri   sebelumnya,   revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih   luas. Kemajuan  teknologi  baru  yang  mengintegrasikan  dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence  robotic),  (2)  teknologi  nano,  (3)  bioteknologi,  dan  (4)  teknologi komputer kuantum, (5) blockchain  (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D. Revolusi   industri   4.0   merupakan   fase   keempat   dari   perjalanansejarah revolusi   industri yang   dimulai pada   abad ke   -18. Menurut   ProfSchwab,  dunia  mengalami empat  revolusi  industri.  Revolusi industri  1.0ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi,kereta   api   dan   kapal   layar.   Berbagai   peralatan   kerja   yang   semulabergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengantenaga   mesin   uap.   Dampaknya,   produksi   dapat   dilipat gandakan   dan didistribusikan ke  berbagai wilayah secara lebih masif. Namun demikian,revolusi   industri   ini   juga   menimbulkan   dampak   negatif   dalam   bentuk pengangguran masal. Ditemukannya   enerji   listrik   dan   konsep   pembagian   tenaga   kerjauntuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telahmenandai   lahirnya   revolusi  industri   2.0.   Enerji   listrik   mendorong   paraimuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesintelegraf,   dan   teknologi   ban   berjalan.   Puncaknya,   diperoleh   efesiensiproduksi hingga 300 persen. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesatpada   awal   abad   20   telah   melahirkan   teknologi   informasi   dan   prosesproduksi   yang   dikendalikan   secara   otomatis.   Mesin   industri   tidak   lagidikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable LogicController  (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya,biaya produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakinmaju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phonedan   semakin   berkembangnya   industri   kreatif   di   dunia   musik   denganditemukannya musik digital.Revolusi   industri   mengalami  puncaknya   saat   ini   dengan   lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi  industri terkini atau generasi keempat mendorong system otomatisasi   di   dalam   semua   proses   aktivitas.   Teknologi   internet   yang semakin masif  tidak  hanya menghubungkan  jutaan  manusia di   seluruhdunia   tetapi   juga  telah   menjadi   basis   bagi  transaksi   perdagangan   dantransportasi secara  online.   Munculnya  bisnis transportasi   online   sepertiGojek,  Uber  dan  Grab   menunjukkan  integrasi  aktivitas manusia  denganteknologi   informasi   dan   ekonomi   menjadi   semakin   meningkat Berkembangnya  teknologi  autonomous  vehicle  (mobil tanpa supir),  drone,aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskanbahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.
2.2 Tantangan Revolusi industri 4.0 Bagi Bangsa RI Ke-seluruhan
Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang,tetapi juga tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi sebagai pemicu revolusi indutri juga diikuti dengan implikasilain   seperti   pengangguran,   kompetisi   manusia   vs   mesin,   dan   tuntutankompetensi yang semakin tinggi.Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalamlima  tahun mendatang akan menghapus  35 persen jenis  pekerjaan. Danbahkan pada 10 tahun yang akan datang jenis pekerjaan yang akan hilangbertambah   menjadi   75   persen.   Hal   ini   disebabkan   pekerjaan   yang diperankan   oleh   manusia   setahap   demi   setahap   digantikan   denganteknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebihcepat   dikerjakan dan lebih   mudah   didistribusikan   secara   masif denganketerlibatan manusia yang  minim. Di  Amerika Serikat, misalnya,  dengan berkembangnya   sistem   online   perbankan   telah   memudahkan   proses transaksi   layanan   perbankan.   Akibatnya,   48.000   teller   bank   harus menghadapi pemutusan hubungan kerja karena alasan efisien. Bahkan   menurut   survey   McKinsey,   sebuah   korporasi   konsultan manajemen   multinasional,   di   Indonesia   sebanyak   52,6   juta   lapangan pekerjaan berpotensi digantikan dengan sistem digital. Dengan kata lain, 52 persen   angkatan   kerja   atau   merepresentasikan   52,6   juta   orang   akan kehilangan   pekerjaan   (sumber:https://public.tableau.com/profile/mckinsey.analytics#!/vizhome/InternationalAutomation/WhereMachinesCanReplaceHumans) .
Irianto (2017) menyederhanakan tantangan industri 4.0 yaitu; (1) kesiapan industri; (2) tenaga kerja terpercaya; (3) kemudahan pengaturan sosial budaya; dan (4) diversifikasi dan penciptaan lapangan kerja dan peluang industri 4.0 yaitu; (1) inovasi ekosistem; (2) basis industri yang kompetitif; (3) investasi pada teknologi; dan (4) integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kewirausahaan. Pemetaan tantangan dan peluang industri 4.0 untuk mencegah berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah permasalahan pengangguran. Work Employment and Social Outlook Trend 2017 memprediksi jumlah orang yang menganggur secara global pada 2018 diperkirakan akan mencapai angka 204 juta jiwa dengan kenaikan tambahan 2,7 juta. Hampir sama dengan kondisi yang dialami negara barat, Indonesia juga diprediksi mengalami hal yang sama. Pengangguran juga masih menjadi tantangan bahkan cenderung menjadi ancaman. Tingkat pengangguran terbuka Indonesia pada Februari 2017 sebesar 5,33% atau 7,01 juta jiwa dari total 131,55 juta orang angkatan kerja (Sumber: BPS 2017). Data BPS 2017 juga menunjukkan, jumlah pengangguran yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menduduki peringkat teratas yaitu sebesar 9,27%. Selanjutnya adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%, Diploma III (D3) sebesar 6,35%, dan universitas 4,98%. Diidentifikasi, penyebab tingginya kontribusi pendidikan kejuruan terhadap jumlah pengangguran di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya keahlian khusus dan soft skill yang dimiliki. Permasalahan pengangguran dan daya saing sumber daya manusia menjadi tantangan yang nyata bagi Indonesia. Tantangan yang dihadapi Indonesia juga ditambah oleh tuntutan perusahaan dan industri. Bank Dunia (2017) melansir bahwa pasar kerja membutuhkan multi-skills lulusan yang ditempa oleh satuan dan sistem pendidikan, baik pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.
2.3 Peluang atau Konsep Pemerintah RI Dalam Menghadap Era Industri 4.0 Dalam Bidang Maritime/Kelautan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Negeri ini memiliki bentang Laut wilayah 70% dibanding dengan luas daratan yang hanya 30%. Sejatinya, Bangsa Indonesia adalah masyarakat bahari. Sebelum penjajahan Belanda, Indonesia terkotak-kotak kedalam kerajaan-kerajaan kecil. Di antara sekian banyak kerajaan kecil itu, terdapat kerajaan besar berbasis Maritim di Tanah air yang mampu untuk menyatukannya yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Kerajaan ini menurut berbagai pakar sejarah cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. Seperti diketahui bersama bahwa 3/5 dari wilayah negara kita merupakan wilayah perairan dengan dikelilingi oleh ± 17.508 pulau yang kaya akan sumber daya alam yang sampai hari ini oleh karena pergeseran nilai dan paradigma yang tidak tepat memandang konsep negara kepulauan menyebabkan potensi kelautan kita belum benar-benar bisa dimaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatannya.
Hal ini lah yang menjadi tantangan bagi pemimpin negeri ini, banyak pendpat atau ahli dalam bidang dan jabatannya untuk menguraikan dan memadukan revolusi industri 4.0 dalam membangun maritime Indonesia.
Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS Surabaya  Pengurus Pusat Ikatan alumni (IKA) ITS Surabaya
Lugasnya “Sektor industri maritim saat ini sedang menata diri untuk menyambut kedatangan Revolusi Industri 4.0. Kesiapan industri maritim dalam menata sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi informasi tampak di beberapa titik di negeri ini. Bentuk kesiapan inilah yang akan memengaruhi kekuatan persaingan di era global. Bagi yang tidak siap, maka jelas akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan industri tersebut.
Menurut Rokhmin juga membagas kunci tren global yang mempengaruhi kinerja pembangunan negara dan kehidupan di abad ke-21, dan revolusi industri 4.0. Pada inti Studium Generale-nya Rokhmin menguraikan tentang peta jalan kehidupan menuju Indonesia menjadi poros maritim dunia, dan aplikasi industri 4.0 dalam pembangunan kelautan menuju Indonesia poros maritim dunia. Menurutnya, setidaknya ada 11 sektor ekonomi kelautan yang jika dijalankan dengan baik dan benar, maka akan mendongkrak perekonomian nasional. “Potensinya mencapai Rp 1.338 triliun per tahun, dan dapat menyerap tenaga kerja paling sedikit 45 juta orang atau 40 persen dari total angkatan kerja Indonesia,” ungkapnya
Kesebelas sektor ekonomi kelautan itu adalah:  perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan dan pertambangan energi. Selain itu, partiwisata bahari, perhubungan laut, industri jasa maritim, sumberdaya wilayah pulau kecil, hutan mangrove dan sumber nonkonvensional.




























III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Kesimpulan dari makalah ini ada tigah pesan yakni :
1.      industry Transformation Strategy yang bertujuan agar industri tidak mengalami industries shock maupun manpower shock karena adanya perubahan model bisnis.
2.      Future jobs, yakni seiring perkembangan model bisnis ada beberap yang hilang pekerjaan atau lapangan pekerjaan tapi ada beberapa lagi yang muncul lapangan pekerjaan baru.
3.      Manpower Pleanning yakni dengna adanya atau munculnya jenis pekerjan maka skill yang dibutuhkan juga akan berubah, sehingga ada pemataan skill yang mana dan tidak lagi butuhkan.
“Perubahan yang cepat dibidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi maritime ke ekonomi industri yang menggunakan mesin berbasis digital menjadi bahan siap pakai”
















DAFTAR PUSTAKA


Id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_industeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ‘’Teknik Biakan Murni’’

Laporan Praktikum Pengasapan dan Abon Ikan

GIZI IKANI MAKALAH Perbedaan Ikan Patin dan Ikan Sembilang