MAKALAH TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI HASIL PERIKANAN
MAKALAH
TEKNOLOGI
DIVERSIFIKASI HASIL PERIKANAN

OLEH
NAMA : ARMIN
NIM
: Q1B1 15 011
KELAS
:
THP-A
KELOMPOK
: I
(SATU)
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatdan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini walaupun masih banyak
kekurangan.
Diversifikasi
merupakan upaya untuk menjaga ketahanan pangan agar masyarakat indonesia tidak monoton
sebagai konsumen ikan, atau menjadikan ikan sebagai konsumen pengganti ayam.
Sumber daya laut indonesia begitu melimpah dengan berbagai potensi di dalamnya,
untuk itu perlu keanekaraman olahan dalam menyelesaikan tahap akhirnya.
Terima
kasih kepada teman-teman semua yang selama ini telah mensuport saya dalam
segalah hal mengenai kampus
Kendari FPIK, 27-11- 2018
Armin, Q1B115011
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Surimi merupakan konsentrat protein
miofibril terstabilkan yang diperoleh
dari daging ikan lumat setelah mengalami proses pencucian dengan air
dingin dan atau dicampurkan dengan bahan
cryoprotectant Surimi belumlah menjadi produk
jadi, namun dapat diolah lagi menjadi variasi produk pangan,yakni dari kamaboko tradisional hingga menjadi
produk seafood substitusi lainya seperti
stick,flake,chunk,sheet,dan combo or salad pack. (Park JW 2005).
Penganekaragaman atau diversifikasi pangan merupakan
salah satu usaha dalam meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Diversifikasi ini
bertujuan untuk memenuhi selera konsumen yang beragam dan terus berkembang
sehingga selalu ada alternatif dan penyegaran menu, dengan demikian kejenuhan
pasar dapat teratasi (Ismanadji dan Sudari, 1985).
Diversifikasi
olahan hasil perairan adalah penganekaragaman jenis produk olahan hasil
perairan dari bahan baku yang sudah atau belum dimanfaatkan dengan tetap
memperhatikan faktor mutu dan gizi sebagai usaha penting bagi peningkatan
konsumsi produk perairan baik kualitas maupun kuantitas dan peningkatan nilai
jual. Diversifikasi produk hasil perairan ini dimaksudkan untuk memberikan
nilai tambah pada ikan
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah
ini yaitu untuk mengetahui diversifikasi olahan seafood (Steak, flake, Chunk,
Sheet, dan Salad)
PEMBAHASAN
FLAKE
Flake merupakan makanan ringan yang
banyak beredar dipasaran yang diminati
oleh semua kalangan. Makanan ringan disukai karena renyah, gurih dan
memiliki berbagai macam rasa (Suarni, 2009). Flake biasanya dikonsumsi sebagai
sarapan. Tubuh perlu mendapatkan sarapan karena dapat membuat kadar gula darah
menjadi normal sehingga gairah dan konsentrasi kerja menjadi baik, namun
padatnya kegiatan masyarakat dewasa ini menyebabkan sering terabaikannya
kegiatan sarapan pagi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi makanan sarapan
pagi yang praktis tanpa mengabaikan kandungan gizinya.
Flakes merupakan salah satu bentuk
dari produk pangan yang menggunakan bahan pangan serealia seperti beras, gandum
atau jagung dan umbi-umbian seperti kentang. Flakes digolongkan ke dalam jenis
makanan sereal siap santap yang telah diolah dan direkayasa menurut jenis dan
bentuknya. Berbagai macam jenis makanan sarapan antara lain adalah corn flakes,
oat flakes, rolled flakes, dan makanan sarapan lain berbentuk puffed yang
dibuat dengan bantuan alat ekstruder (Tressler dan Sultan 1975). Pembuatan
flakes agak berbeda dengan pembuatan sereal sarapan lain yang berbentuk puffed.
Flakes dibuat dengan cara pengepresan sekaligus pengeringan. Produk ini dibuat
dengan menggunakan flaking roll hingga terbentuk lapisan tipis atau serpihan
dengan kadar air 3% dan total padatan sebesar 97%. Sereal berbentuk puffed atau
menggelembung bisa dibuat menggunakan beras, gandum atau jagung. Puffed dibuat
dengan teknik udara bertekanan tinggi. Setelah diproses dalam ekstruder dengan
suhu dan tekananan tinggi bahan akan ditembakkan keluar alat ekstruder.
Perbedaan tekanan dalam ekstruder dan lingkungan membuat bahan menyerap udara
sehingga bahan akan mengembang (puffed) (Guy 2001)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan
formula sereal siap saji dengan penambahan tepung ikan lele dan mempelajari
karakteristik fisik serta kimia dari produk fish flake dengan penambahan tepung
ikan lele. Penelitian ini terdiri dari penentuan formulasi yang menghasilkan
fish flake terbaik dan analisis atau karakterisasi produk. Pada tahap penentuan
formulasi dilakukan pembuatan tepung ikan lele, yang kemudian difortifikasi ke dalam
formula fish flake dengan berbagai konsentrasi yaitu 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%.
Flake dengan penambahan tepung ikan lele kemudian di uji secara organoleptik
dan Bayes dengan pembobotan setiap parameter pada uji organoleptik berdasarkan
tingkat kepentingan. Produk terpilih kemudian dibuat selang konsentrasi
penggunaan tepung ikan yang lebih kecil untuk pembuatan fish flake selanjutnya
dan dibandingkan dengan flake komersial (cornflake). Analisis kimia meliputi
uji kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat. Analisis fisik meliputi uji
kekerasan, indeks penyerapan air dan indeks kelarutan air. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa uji organoleptik saja belum cukup untuk menentukan formula
terbaik karena terdapat perbedaan hasil pada setiap parameter, oleh sebab itu
dilakukan Uji Bayes. Uji Bayes menunjukkan fish flake dengan penambahan tepung
ikan 30% menghasilkan nilai terbaik yaitu 3,71. Pada analisis atau
karakterisasi produk dibuat fish flake dengan penambahan tepung ikan 25%, 30%
dan 35% dan dibandingkan dengan flake komersial. Hasil uji proksimat fish flake
dengan penambahan tepung ikan 30% diantaranya kadar protein 22,325%, abu 3,60
%, lemak 4,34%, air 4,71% dan karbohidrat 65,03%. Hasil analisis fisik
menunjukkan bahwa nilai Indeks Penyerapan Air (IPA) dan Indeks Kelarutan Air
(IKA) menurun dengan peningkatan konsentrasi tepung ikan yang ditambahkan.
Nilai IPA flake dengan penambahan tepung ikan 25%, 30%, 35% dan komersial
masing-masing 1,92 ml/g, 1,82 ml/g, 1,75 ml/g. Nilai IKA pada fish flake dengan
penambahan tepung ikan 25%, 30%, 35% dan komersial masing-masing 0,0286 g/ml,
0,0280 g/ml, 0,0264 g/ml dan 0,0253 g/ml. Peningkatan tepung ikan akan
meningkatkan kekerasan pada fish flake. Nilai kekerasan pada fish flake dengan
penambahan tepung ikan 25%, 30%, 35% dan flake komersial adalah 253,34 gf,
264,88 gf, 325,60 gf dan 178,12 gf.
Metode
:


Simpulan
Formula
terpilih yang paling disukai adalah fish flake dengan penambahan tepung ikan
30%. Hasil uji proksimat fish flake dengan penambahan tepung ikan 30% meliputi
kadar abu 3,60%, protein 22,32%, lemak 4,34%, air 4,71% dan karbohidrat 65,03%.
Hasil analisis fisik menunjukkan bahwa nilai Indeks Penyerapan Air dan Indeks
Kelarutan Air dari fish flake akan menurun dengan peningkatan konsentrasi tepung
ikan yang ditambahkan. Nilai IPA dari flake dengan penambahan tepung ikan 30%
yaitu 1,82 ml/g dan nilai IKA 0,0280 g/ml. Nilai kekerasan flake dengan
penambahan tepung ikan 30% sebesar 264,88 gf.
STICK IKAN
Steak
ikan adalah makanan yang paling favorit. Selain rasanyayang nikmat dan lezat,
steak ikan ini banyak mengandung kalsium karena bisa dinikmati hingga
tulang-tulangnya yang empuk.
Cara
pembuatan steak ikan terbilang tidak terlalu rumit. Mula-mula ikan yangmasih
segar dibersihkan, lalu diberi bumbu dan digoreng. Setelah masak,
barulahsayuran pelengkap direbus agar empuk dan matang. Rasa yang diandalkan
dari menusteak ikan di resto-resto adalah dari bumbu pada ikannya dan campuran
bumbupada saosnya.
Setelah
ikan dan sayur matang, barulah disiram saos panas. Nah steak ikansiap
dinikmati. Steak ikan ini akan terasa lebih lezat jika dinikmati dalam
keadaanmasih panas.
Untuk
menambah rasa sensasinya lagi, bisa di tambah brokoli, kembang koldan wortel
rebus yang bisa di nikmati sebagai sayur pendamping.
Berikut
ini Resep steak ikan yang telah kami kumpulkan dari berbagai media,dan ini yang
kami anggap paling bagus, resep steak ikan berikut berbahan ikansalmon/tenggiri
Bahan:
1. 4 potong ikan salmon/tenggiri
2. 1/2 buah jeruk nipis, ambil airnya
3. 100 gr mentega, campur dengan 50 gr
butter
4. 2 buah wortel 50 gr buncis
5. 3 buah kentang 50 gr kacang polong
6. 1 batang seledri, cincang halus 500 gr
tomat, buat sari tomat dengan 1 1/2 gelasairnya.
7. 1 batang seledri, cincang halus
8. 1 sendok makan saus tomat
9. 1 lembar daun salam
10. minyak goreng secukupnya garam dan gula
secukupnya
Bumbu dihaluskan
1. 3 siung bawang putih 6 buah
cabai merah, buang bijinya
2. 5 buah bawang merah I ruas jari
jahe
Cara
Membuat
1.
Lumuri ikan dengan ga¬ram dan air jeruk nipis, biarkan ± 15 menit
sam-pai meresap
2. Panaskan mentega yang telah
dicampur dengan butter. Goreng ikan dengan kematangan sesuai selera (setengah
matang, matang atau matang kering). Angkat,sisihkan.
3. Bersihkan wortel, buncis, kacang
polong, dan ken¬tang. Masing-masing po tong-potong kecill-panjang, dan rebus
sampai matang kecuali kacang polong. Tiriskan
4. Kemudian sayuran ini ditumis
dengan sedikit mentega, gula dan garam serta daunseledri cin¬cang. Angkat dan
sisihkan
5. Panaskan 3 dan 4
sendok makan minyak goreng. Tumis bumbu yang telah dihaluskan,daun salam, garam
dan gula secukupnya, hingga harum baunya.
6. Masukkan saus tomat, sari buah
tomat, aduk hingga rata. Setelah mendidih dan rasasesuai selera, angkat dan
sisih¬kan
7. Hidangkan Steak Ikan dengan
wortel, buncis, kacang polong, kentang dan sausnya.
CHUNK
1. TWNC (Tuna White
Natural Chunk) yaitu produk tuna kaleng dari
ikan baby tuna atau dikenal
dengan sebutan SSWM (Sub Standar White Meat) dengan
daging berupa layer, chunk dan flake
menggunakan medium air garam. 2. TYNC (Tuna
Yellow fin Natural Chunk) yaitu produk
tuna kaleng dari ikan yellow fin tuna dengan daging
berupa layer, chunk dan flake menggunakan medium
air garam.
Pembersihan daging
ikan bertujuan untuk memisahkan daging ikan dari daging
gelap, tulang yang terdapat dalam daging dan sisik yang masih tersisa setelah
proses skinning. Pembersihan daging ikan
dilakukan menggunakan pisau
yang tajam.
Teknik yang digunakan hampir sama
dengan proses pembuangan kulit yaitu mengikis daging ikan secara perl ahan dengan
mata pisau tegak.
Proses pembersihan daging ikan menghasilkan beberapa bagian daging antara lain solid,
chunk, flake, daging hitam, dan daging cucian.
Pemotongan dimaksudkan
untuk memperoleh bentuk dan
ukuran ikan yang
sesuai dengan kal engnya. P roses
pemotongan di lakukan menggunakan
pisau yang tajam yang menghasilkan daging solid dan serpihan (flake). Daging
solid yang merupakan hasil utama pemotongan dikikis dengan pisau dan
menghasilkan serpihan yang
nantinya diisikan ke dalam kaleng. Dalam proses pemotongan daging, chunk
yang dihasilkan dari
proses pembersihan daging ikan bisa dibuat menjadi daging serpihan.
Pengisian daging
ke dalam kaleng
dilakukan dengan cara menata daging ikan ke dalam kaleng sesuai dengan
tipe produk (solid, chunk, flake, standar, dan grated).
combo or salad pack
Combo or Salad Pack merupakan bentuk
produk kepiting imitasi dengan mencampur berbagai bentuk mulai dari flake dan
chunk, selain itu bisa dengan penambahan beberapa jenis sayuran yang disatukan
dalam satu wadah atau hidangan.
SHEET
Sheet
merupakan produk dari olahan surimi yang dalam
pengelolahannya dimana adonannya membentuk lapisan tipis sehingga terbentuk
produk lembaran yang biasannya bisa
langsung dimakan sebagai cemilan dan bisa di olah kembali menjadi beberapa
produk lain seperti udang imitasi, kepiting imitasi, dan berbagai olahan
lainnya yang bersifat imitasi produk sheet.
KESIMPULAN
Surimi merupakan produk
intermediate, maksudnya adalah surimi sebenarnya bukan merupakan hasil akhir
dari suatu proses pengolahan ikan. Surimi adalah bahan antara, sebagai bahan
baku untuk pembuatan produk olahan surimi. Produk dengan bahan baku ikan,
terutama ikan berdaging putih dapat menggunakan surimi sebagai bahan bakunya.
Diversifikasi adalah Penganekaragaman Jenis produk olahan
hasil perikanan dari bahan baku yang belum / sudah dimanfaatkan dengan tetap
memperhatikan faktor – faktor mutu dan gizi, sebagai usaha penting bagi
peningkatan konsumsi produk perikanan baik kualitas maupun kuantitas dan
peningkatan nilai jual. Beberapa contoh produk diversifikasi olahan perikanan
seperti steak, Plake, Chunk, Sheet, Dan Salad.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauzi Iriawan. 2011. Pembuatan Fish Flake Dari Ikan Lele (Clarias Sp.) Sebagai Makanan Siap
Saji. Dibawah Bimbingan. Wini Trilaksani Dan Winarti Zahiruddin.
Hari Eko Irianto dan Teuku Muamar Indra Akbarsyah.
2007. Pengalengan Ikan Tuna Komersial.
Squalen Vol. 2 No. 2
Pranoto A. A. 2017. Proses Produksi Ikan Tuna Kaleng
Di PT Banyuwangi Cannery Indonesia. Laporan Kerja praktek
Semarang.
Komentar
Posting Komentar