LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN TUMBUHAN LAUT ”EKSTRAKSI AGAR DARI TUMBUHAN LAUT Echeuma Cottonii”


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN TUMBUHAN LAUT
”EKSTRAKSI AGAR DARI TUMBUHAN LAUT Echeuma Cottonii”


OLEH
NAMA                       : ARMIN
NIM                            : Q1B1 15 011
KELAS                      : THP-A
KELOMPOK            :  I (SATU)



JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018




1.      PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumput laut merupakan organisme yang hidup menempel pada substrat diperairan khususnya perairan laut, hidup dengan cara menyerap zat makanan dariperairan dan melakukan fotosintesis, intensitas cahaya matahari merupakan faktor pembatas dalam proses fotosintesis. Kandungan zat kimia rumput laut dipengaruhioleh umur, musim dan habitat (Aslan, 1999).
Rumput laut mengandung bahan-bahan atau zat kimia yang penting dan bermanfaat bagi manusia. Rumput laut dapat diekstraksi untuk mendapatkan zat kimia murni yang dikandungnya. Salah satu zat kimia hasil ekstraksi rumput laut adalah alginat yang terkandung dalam rumput laut coklat (Phaeophyceae). Phaeophyceae dapat ditemukan disemua perairan laut dan distribusi maksimal tercapai pada perairan dengan suhu rendah (dingin) daerah temperate dan garis lintang tinggi. Bagian dalam dinding sel Phaeophyceae mengandung asam alginik dan alginat serta mengandung pirenoid dan tilakoid (lembaran fotosintesis) (Aslan, 1991).
Dalam dunia perdagangan nasional dan internasional, Eucheuma cottonii umumnya lebih dikenal dengan nama Cottonii. Spesies ini menghasilkan karaginan tipe kappa. Oleh karena itu secara taksonomi diubah namanya dari Eucheuma alvarezii menjadi Eucheuma cottonii. Eucheuma cottonii umterdapat di daerah tertentu dengan persyaratan khusus, kebanyakan tumbuh di daerah pasang surut atau yang selalu terendam air. Melekat pada substrat di daerah perairan berupa karang batu mati, karang batu hidup, batu gamping dan cangkang molusca (Doty 1986 diacu dalam Atmadja et al. 1996).
Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karaginan, yang berupa senyawa polisakarida. Karaginan dalam rumput laut mengandung serat (dietary fiber) yang sangat tinggi. Serat yang terdapat pada karaginan merupakan bagian dari serat gum yaitu jenis serat yang larut dalam air. Karaginan dapat terekstraksi dengan air panas yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch (Anggadiredja, 2011).
1.2 Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses ekstraksi, kandungan kimia dari rumput laut eucheuma cotonii seperti agar
2. Untuk mengetahui nilai rendemen



















II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
Rumput laut adalah salah satu jenis alga yang dapat hidup di perairan laut dan merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Rumput laut atau alga juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar dari rumput laut yang tergolong dalam divisi Thallophyta. Ada empat kelas yang dikenal dalam divisi Thallophyta yaitu Chlorophyceae (alga hijau), Phaeophyceae (alga coklat), Rhodophyceae (alga merah) dan Cyanophyceae (alga biru hijau). Alga hijau biru dan alga hijau banyak yang hidup dan berkembang di air tawar, sedangkan alga merah dan alga coklat secara eksklusif ditemukan sebagai habitat laut (Ghufran, 2010).
 Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karaginan, yang berupa senyawa polisakarida. Karaginan dalam rumput laut mengandung serat (dietary fiber) yang sangat tinggi. Serat yang terdapat pada karaginan merupakan bagian dari serat gum yaitu jenis serat yang larut dalam air. Karaginan dapat terekstraksi dengan air panas yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch (Anggadiredja, 2011).
 Dalam dunia perdagangan nasional dan internasional, Eucheuma cottonii umumnya lebih dikenal dengan nama Cottonii. Spesies ini menghasilkan karaginan tipe kappa. Oleh karena itu secara taksonomi diubah namanya dari Eucheuma alvarezii menjadi Eucheuma cottonii. Eucheuma cottonii umterdapat di daerah tertentu dengan persyaratan khusus, kebanyakan tumbuh di daerah pasang surut atau yang selalu terendam air. Melekat pada substrat di daerah perairan berupa karang batu mati, karang batu hidup, batu gamping dan cangkang molusca (Doty 1986 diacu dalam Atmadja et al. 1996).
Menurut Anggadireja (2011), taksonomi dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii adalah sebagai berikut :
1.png
            Karakteristik gel kappa-karaginan dicirikan oleh tipe gel yang lebih kuat dan rapuh dengan sineresis dan memiliki efek sinergis yang tinggi dengan locust been gum. Pada umumnya rumput laut jenis Eucheuma cottonii (karaginan) dapat melakukan interaksi dengan makromolekul yang bermuatan misalnya protesehingga mempengaruhi peningkatan viskositas, pembentukan gel dan pengendapan (Anggadiredja, 2011). Rumput laut Eucheuma cottonii dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
2.png
3.png


III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 20 Desember 2018 bertempat di Laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo.
3.2 Bahan dan Alat
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kompor, timbangan analitik, pengaduk atau spatula, kain sering, baki, gelas ukur 100 Ml, Blender dan beaker glases.
            Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah Rumput Laut Echeuma Cotonii, Akuades, H2O66%, KCL 5% dan KOH 10%.
3.3 Metode
            Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah dengan metode Ekstraksi yakni :
1. Rumput laut Eucheuma Cotonii sebanyak 5 gram direndamkan selama 24 jam
2. Sampel cuci bersih untuk menghilangkan sisa sisa kotoran
3. Tambahkkan akuades 150-175  mL dan dimasak selama 15 menit
4. Tambahkan larutan isopropanol sebanyak 100 mL 
5. Saring hasil ekstraksi menggunakan kain saring
6. Seringkan diterik matahari
7. Hitung nilai rendemen
3.4 Analisis Data
            Rendemen agar di hitung dengan Rumus
Rendemen agar-agar=   Bobot akhir    X  100%
                                    Botot awal


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data praktikum
Berat Awal
Berat Akhir
5,1092
1,719

Dik:     berat awal = 5,1092
             Berat akhir = 1.7191
Rendemen karagenan 
                                    =33,6%
4.2 Pembahasan
            Ekstraksi adalah cara untuk memisahkan campuran beberapa zat menjadi komponen-komponen yang terpisah dengan menggunakan pelarut organik maupun anorganik.
            Agar adalah produk bentuk koloid dari suatu polisakarida yang kompleks hasil ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae. Senyawa ini tersusus atas sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa. Agar mengandung substituen sulfat, metioksil, atau piruvat diberbagai posisi pada rantai polisakarida tersebut. Jenis, pola substituen serta berat molekul menentukan sifat gelling agar. Rentang yang lebar pada sifat gel membuat agar cocok untuk digunakan dalam bidang medis, industri farmasi, dan diaplikasikan pada makanan (Villanueva et al.2010). 
Molekul agar-agar terdiri dari rantai linear galaktan yang merupakan polimer dari galaktosa. Dalam menyusun senyawa agar-agar, galaktan dapat berupa  rantai linear yang netral ataupun sudah terekstraksi dengan Menurut Salamah et al. (2006), pembuatan agar secara komersial adalah dengan cara menggunakan air panas yang dilanjutkan dengan proses pembekuan dan thawing. Mula-mula rumput laut direndam dan dicuci dengan air tawar dan  diekstrak  dengan  air  mendidih.  Kalsium  hipoklorit atau sodium bisulfit digunakan untuk  memutihkan  agar  yang dihasilkan.  Ekstrak yang dihasilkan  kemudian disaring  dalam keadaan panas dan residu diekstrak lagi satu atau dua kali. Ekstraksi yang dihasilkan menjadi dingin, membentuk gel kemudian dibekukan. Setelah itu gel beku dilelehkan, dikeringkan, digiling dan dikemas.
            Jenis rumput laut yang di ekstraksi adalah Eucheuma Cotonii, Pada umumnya rumput laut jenis Eucheuma cottonii (karaginan) dapat melakukan interaksi dengan makromolekul yang bermuatan misalnya protesehingga mempengaruhi peningkatan viskositas, pembentukan gel dan pengendapan (Anggadiredja, 2011). Rumput laut Eucheuma cotonii sebanyak 5 gram di rendam selama 24 jam yang bertujuan untuk mempermudah pada saat ekstraksi yakni alginat pada rumput lau tersebut, ditambakan akuades sebanyak 150-175  mL dan dimasak selama 15 menit untuk mendapatkan nilai rendemen yang terbaik, di tambahkan larutan isopropanol sebanyak 100 mL, saring campuran aucheuma cotonii dan isopropanol menggunakan kain saring, dan jemur di bawah sinar matahari langsung.
             Untuk dapat melihat hasil rendemen rumput laut eucheuma cottonii yakni berdasarkan data yang didapat yaitu berat awal 5,17191 dibagi dengan berat akhir 1.7191 di kali 100% maka di dapatkan hasil rendemen agar eucheuma cottonii yaitu 33,6. Itulah hasil rendemen yang di dapat.









Komposisi kimia rumput laut eucheuma cottonii
3.png

















V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karaginan, yang berupa senyawa polisakarida. Karaginan dalam rumput laut mengandung serat (dietary fiber) yang sangat tinggi. Serat yang terdapat pada karaginan merupakan bagian dari serat gum yaitu jenis serat yang larut dalam air.
            Karaginan dapat terekstraksi dengan air panas yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel.
            Untuk dapat melihat hasil rendemen rumput laut eucheuma cottonii yakni berdasarkan data yang didapat yaitu berat awal 5,17191 dibagi dengan berat akhir 1.7191 di kali 100% maka di dapatkan hasil rendemen agar eucheuma cottonii yaitu 33,6. Itulah hasil rendemen yang di dapat.
            Komposisi kimia rumput laut eucheuma cottonii yaitu :
3.png

           
           
DAFTAR PUSTAKA
Aslan, L.M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius, yogyakarta

Atmadja, W.S., A. Kadi, dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis RumputLaut Indonesia. Puslitbang Oseanografi-LIPI, Jakarta.Divisi Penelitian dan PengembanganSeaweed (DPPS). 2007.Teknis BudidayaRumput Laut Kelompok Studi Rumput Laut Kelautan UNDIP.

El-Deek,, A.A , and Mervat A. Brikaa. 2009. Nutritional and Biological Evaluation of Marine Seaweed as a Feedstuff and as a Pellet Binder in Poultry Diet.International Journal of Poultry Science 8 (9): 875-881.

Manivannan, K., Thirumanan, G., Devi, G. Karthikai., Hemalatha, A., Anantharaman,P. 2008. Biochemical Composition of Seaweeds from Mandapam CoastalRegions along Southeast Coast of India. American-Eurasian Journal of Botani, 1 (2) : 32-37.

Kadi, A. 1990. Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan PulauBangka, (ed) Anonimous. LIPI. Jakarta. hal : 45 - 50.

Riyanto, B dan Maya, W. 2006. Cookies Berkadar Serat Tinggi Substitusi Tepung Ampas Rumput Laut Dari Pengolahan Agar-Agar Kertas. FPIK, IPB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ‘’Teknik Biakan Murni’’

Laporan Praktikum Pengasapan dan Abon Ikan

GIZI IKANI MAKALAH Perbedaan Ikan Patin dan Ikan Sembilang