LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN,Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui proses pengendapan protein oleh garam-garam anorganik dan pengendapan dengan menggunakan alkohol.
LAPORAN BIOKIMIA
PROTEIN
OLEH:
ARMIN
Q1B115011
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

1.1 Latar Belakang
Kata protein berasal dari kata
Yunani yaitu protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan
pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Sutanto, 2005).
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,
separohnya ada didalam otot, seperlima dibagian tulang dan tulang rawan.
Sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan
tubuh. Semua enzim, berbagai hormone, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino
yang membentuk protein bertindak sebagai precursor sebagian besar koenzim,
hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
Protein dapat dibedakan berdasarkan komposisi kimia,
bentuk atau fungsi biologisnya. Berdasarkan komposisi kimianya, protein
dibedakan atas protein sederhana dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya
terdiri atas asam amino, dan tidak ada gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam
amino dari protein konjugasi disebut gugus protestik. Berdasarkan bentuknya,
protein dibedakan atas protein globular dan protein serabut. Pada protein
globular rantai atau rantai-rantai polipeptidanya berlipat rapat menjadi bentuk
globular atau bulat padat.
Berdasarkan uraian di atas,
maka dilakukan praktikum sehingga kita dapat mengetahui lebih jelas mengenai protein.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini untuk
mengetahui proses pengendapan protein oleh garam-garam anorganik dan
pengendapan dengan menggunakan alkohol.
Kegunaan dari praktikum ini
yaitu agar mahasiswa mampu untuk mengetahui peranan protein bagi kehidupan
sehari-hari.

Protein berasal dari bahasa
Yunani yaitu Proteos yang berarti
utama atau didahulukan. Protein merupakan suatu zat yang susunan kimianya terdiri
dari unsur Oksigen, Karbon, Hidrogen, Nitrogen serta Fospor dan Belerang.
Protein mempunyai sifat yang berbeda-beda. Ada protein yang mudah larut dalam
air, tetapi adapula yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu
protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein
yang terdapat dalam putih telur mudah larut dalam air dan udah bereaksi (Poedjiadi, 2006).
Jenis-jenis protein yaitu sebagai
berikut yaitu, protein struktural yang berfungsi sebagai pendukung, protein
simpanan yang berfungsi sebagai cadangan asam amino, protein transpor berfungsi
mengangkut substansi lain, protein hormonal berfungsi sebagai koordinasi
aktivitas organisme, protein reseptor berfungsi untuk respon sel terhadap rangsangan kimiawi, protein kontraktil
fungsinya sebagai pergerakan, protein pertahanan untuk perlindungan terhadap
penyakit, dan protein enzimatik berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi
kimiawi secara selaktif (Sumita, 2004).
Kelarutan protein akan
berkurang bila kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik.
Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetisi antara garam anoranik dengan molekul protein untuk
mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang
tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Ishak, dkk. 2009).
Protein dapat diendapkan
dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta
dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena
alkohol akan berkompetisis dengan protein terhadap air (Syamsuri, 2007).

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan
pada Hari Selasa Tanggal 16 Agustus 2016 pukul 09.00 WITA Sampai selesai, dan
bertempat di Laboratorium Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan
dalam praktikum ini dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan
Bahan serta Kegunaannya pada Praktikum Protein.
No.
|
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
A. Alat
Tabung rekasi
Batang pengaduk
Alat pemanas
Gegep
B. Bahan
Amonium sulfat
Pereaksi Millon
Pereaksi Biuret
Asam Asetat 1M
Buffer Asetat 1M
HCl 0,1M
NaOH 0,1M
Air
|
Wadah mengamati reaksi
Mengaduk bahan
Memanaskan air
Mengangkap tabung yang dipanaskan
Menjenuhkan larutan
Sebagai pereaksi
Sebagai pereaksi
Sebagai pereaksi
Sebagai pereaksi
Sebagai pereaksi
Sebagai pereaksi
Memanaskan
tabung reaksi
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilkukan
pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Pengendapan protein oleh garam-garam anorganik
-
Menjenuhkan
10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat, dengan menambahkan ammonium
sulfat kristal sedikit demi sedikit, mengaduk hingga sedikit garam ammonium
yang tertinggal tidak larut lagi.
-
Menguji
kelarutan endapan dalam pereaksi millon dan pada filtratnya menambahkan
pereaksi biuret.
2. Uji Koagulasi
-
Masukan
5 ml larutan protein ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkan dua tetes
asam asetat 1 M.
-
Meletakan
tabung ke dalam air mendidih selama 5 menit.
-
Mengambil
endapan, menguji kelarutannya dalam air dan pereaksi millon.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum uji
protein ini dapat dilihat pada tabel, 2 dan 3
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengendapan Protein oleh Garam Anorganik
Tabung
|
Pereaksi
|
Hasil
|
Keterangan
|
|
I (endapan)
|
Millon
|
Terbentuk endapan
|
Tidak larut sempurna
|
|
II (endapan)
|
Biuret
|
Tidak terdapat endapan
|
Dapat terlarut sempurna dalam hasil filtrat protein
|
|
Tabel 3. Hasil Pengamatan pada Uji Koagulasi
Tabung
|
Pereaksi
|
Hasil
|
Keterangan
|
|
I (endapan)
|
Air
|
Tidak terjadi lagi koagulasi
|
Kondisi setelah pemanasan (sebelum diberi air 2x) sama dengan
setelah pemberian air
|
|
II (endapan)
|
Millon
|
Terjadi koagulasi kembali
|
Koagulasi bertambah, dimana endapan semakin banyak
|
|
4.2. Pembahasan
Hasil pengamatan yang dilakukan pada
pengendapan protein oleh garam-garam anorganik menunjukkan bahwa protein dapat
mengendap apabila diberikan garam anorganik.
Uji kelarutan endapan dalam pereaksi millon menunjukkkan hasil positif
yaitu terjadi endapan pada tabung. Hasil ini menunjukkan bahwa pereaksi millon
termasuk ion anorganik dimana ion anorganik mempunyai kemampuan menghidrasi
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pereaksi biuret sehingga protein tidak
mampu mengikat air dengan baik maka terjadilah endapan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sumardjo (2007), bahwa terbentuknya
endapan karena adanya
kompetisi antara molekul protein dengan ion anorganik dalam mengikat air
(hidrasi).
Koagulasi adalah penggumpalan partikel
koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat
terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik
seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Uji koagulasi
yang menggunakan air sebagai pereaksi menunjukkan bahwa tidak terdapat endapan
setelah dilakukan pemanasan selama lima menit. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
pereaksi air, tidak terjadi koagulasi setelah pemanasan selama lima menit.
Sedangkan uji koagulasi yang dilakukan dengan menggunakan pereaksi millon menunjukkan
bahwa setelah dilakukan pemanasan selama lima menit terjadi koagulasi yang
ditandai dengan bertambah banyaknya endapan yang terjadi. Hasil pengamatan ini membuktikan pernyataan
Ibrahim, dkk., (2011), pada
temperature diatas 60ºC kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena
pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga
terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder,
tersier dan kuarterner yang menyebabkan koagulasi. Setelah larutan protein
dipanaskan, larutan diuji dalam air dan millon. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa apabila endapan dari larutan protein yag telah dipanaskan direaksikan
dengan larutan millon maka larutan
millon ikut larut dalam larutan protein sedangkan larutan protein tidak larut
dalam air melainkan air dan larutan protein terpisah.
V.
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan
di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Bahwa Pereaksi millon termasuk
ion anorganik yang memiliki kemampuan menghidrasi yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan pereaksi biuret sehingga protein tidak mampu mengikat air
dengan baik maka terjadilah endapan.
2.
Sedangkan koagulasi dapat
terjadi secara fisik dengan pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara
kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan dalam
praktikum ini yaitu agar praktikan selalu berhati-hati dalam menggunakan alat
laboratorium dan lebih serius dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. 2006. Dasar-Dasar
Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Asnani, Asmariani. Penuntun
Praktikum Biokimia. 2009. FPIK. Unhalu.
Istamar Syamsuri. 2007. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Sumita. 2004. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar